Tampilan Pesan Diri Pemain Ntumbu Tuta dalam Tarian Tradisional Mpa’a Ntumbu di Desa Maria Kecamatan Wawo Kabupaten Bima

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Yayu Rahmawati Mayangsari
Rahmi Rahmi

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Tampilan pesan diri pemain Ntumbu Tuta di depan panggung dalam tarian tradisional mpa’a Ntumbu di Desa Maria Kecamatan Wawo Kabupaten Bima (2) Tampilan pesan diri pemain Ntumbu Tuta di belakang panggung dalam tarian tradisional mpa’a Ntumbu di Desa Maria Kecamatan Wawo Kabupaten Bima. Adapun jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dalam penentuan informan, penulis menggunakan teknik purposive sampling yaitu dengan menetapkan kriteria-kriteria tertentu untuk menentukan informan. Kriteria dalam memilih informan adalah: (1) Memiliki pengalaman sebagai penari Ntumbu Tuta minimal 3 kali, (2) Memahami tarian Ntumbu Tuta secara mendalam, (3) Sering mengikuti  pentas tarian Ntumbu Tuta. Hasil dari penelitian ini menunjukka bahwa:  pertama, tampilan pesan diri pemain ntumbu tuta  di panggung belakang disampaikan secara verbal maupun nonverbal. Pesan secara verbal disampaikan secara lisan berupa rapalan-rapalan doa yang dibacakan pada saat ritual kalondo genda maupun doa yang dibacakan guru doa untuk kemudian ditiupkan ke air yang akan diminumkan kepada para pemain yang akan melakukan ntumbu tuta agar mereka menjadi kebal. Sedangkan pesan secara nonverbal disampaikan melalui ritual-ritual yang dilakukan sebelum memulai permainan ntumbu tuta seperti berwudhu sebelum berangkat ketempat pertunjukan. Kemudian meminum dan mengusap air yang telah ditiupkan doa oleh guru doa. Kedua,tampilan pesan diri pemain ntumbu tuta di panggung depan disampaikan secara verbal namun mayoritas disampaikan secara nonverbal. Permainan ntumbu tuta Diawali dengan alunan melodi silu (serunai) dan kemudian tabuhan genda (gendang). Sedangkan pesan secara non verbal disampaiakan memalui gerakan-gerakan yang dilakukan yaitu yang pertama gerakan Wura bongi monca (menabur beras berwarna kuning), gerakan mbiri sala (hadap salam), gerakan horma (hormat). Setelah gerakan penghormatan dilanjutkan dengan lampa sese (jalan jinjit), kemudian dilanjutkan dengan gerakan ntumbu atau saling membenturkan kepala satu sama lain yang bermakna kekuatan, ketangguhan dan keberanian sang kesatria. Usai melakukan ntumbu dilanjutkan dengan dengan gerakan ruku hade (penutup).

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

References

  1. Cangara, Hafied. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
  2. Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
  3. Mulyana, Deddy. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
  4. Mulyana, Deddy dan Solatun. 2013. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  5. Ritzer, George. 2014. Teori Sosiologi Moderen Edisi Ketuju. Jakarta: Kencana.
  6. Ruben, B.D. dan Lea P. Stewart. 2013. Komunikasi dan Perilaku Manusia. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
  7. Sukidin, dan Basrowi. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya: Insan Cendekia.