Kebiasaan Makan dan Fungsi Sosial Makanan bagi Masyarakat Wilayah Adat Mee Pagoo (Studi Pada Mahasiswa Kesehatan di Wilayah Adat Mee Pagoo)

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Nur Susan Iryanti

Abstract

Secara garis besar masyarakat Papua digolongkan menjadi dua kelompok masyarakat, yaitu masyarakat pedalaman (pegunungan) dan masyarakat pesisir. Kedua kelompok masyarakat ini hidup pada kondisi ekologi dan iklim yang berbeda. Kondisi ekologi yang berbeda membuat kebiasaan makan masyarakat menjadi berbeda. Maka hal ini berdampak pada terjadinya perbedaan kebiasaan makan dan definisi fungsi sosial makanan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari studi ini adalah menganalisisi kebiasaan makan dan fungsi sosial makanan bagi masyarakat wilayah adat Mee Pagoo. Penelitian ini dilakukan pada perwakilan mahasiswa STIKes Persada Nabire yang berasal dari wilayah pengunungan dan pesisir Wilayah adat Mee Pago. Waktu penelitian dilaksanakan Pada bulan Oktober 2020. Instrumen penelitian yang digunakan adalah daftar pertanyaan yang disusun dalam kuesioner. Hasil studi menemukan bahwa kebiasaan konsumsi pangan dipengaruhi oleh variabel lingkungan, dimana pemilihan bahan makanan, proses pengolahan makanan, pola konsumsi pangan antara  masyarakat yang tinggal di wilayah pedalaman dan pesisir berbeda. Kebiasaan makan terbentuk dan tertanam sesuai dengan budaya yang ada di masing-masing keluarga. Suatu kelompok masyarakat dapat merubah kebiasaan makan mengikuti kebisaan masyarakat tempat tinggalnya sekarang karena adanya variasi pemilihan bahan pangan dan proses pengolahannya yang beragam.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

References

  1. Arianto, Nurcahyo Tri. 2013. Pola Makan Mie Instan: Studi Antropologi Gizi Pada Mahasiswa Antropologi Fisip Unair. Jurnal Bio Kultur. Vol. II, No. 1: 27-40.
  2. Bahar, Gita Suci Sakul. 2018. Gambaran Manajemen Pendistribusian Makanan di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. Kendari: Politeknik Kesehatan Kendari.
  3. Kadir, Akhmad. 2017. Melihat Indonesi dari Jendela Papua: Kebinekaan dalam rajutan Budaya Melanesia. Jurnal Sosisologi Walisongo. Vo. 1, No 2: 225-246.
  4. Kasnodihardjo, Angkasawati, Tri. Juni. 2014. Nilai-nilai Budaya yang Mendasari Pemerataan Makanan yang dapat Menunjang Gizi Keluarga. Buletin Penelitian Kesehatan. Vo. 42, No.1,2014: 59-70.
  5. Mahsun, 2015. Indonesia dalam Perspektif Politik Kebahasaan. Jakarta: Raja Grafindo.
  6. Margareta, Dwi. 2014. Kajian Tentang Pola Konsumsi Makanan Utama Masyaearakat Desa Gunung Sereng Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan Madura. E-journal Boga. Vol. 3, No.3 : 86-95.
  7. Nurti, Yevita. 2017. Kajian Makanan Dalam Perspektif Antropologi. Julnal Antropologi. Vol 19 (1): 1-10.
  8. Purwanto. 2012. Merajut Kebinekaan dan Kearifan Budaya Bagi Kemajuan dan Kesehatan Indonesia. Dies Natalis ke-63. Yogyakarta, 19 desember 2012.
  9. Rahardjo, M. 2010. Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif. Malang: UIM.
  10. Saleha, Qoriyah. 2010. Paper Pola dan Kebiasaan Pangan masyarakat Cirendeu. Samarinda: Universitas Mulawarman.